Penulis : Wardah Fazriyati | Selasa, 6 Juli 2010 | 17:52 WIB
KOMPAS.com - Memasuki masa kehamilan sama dengan mengalami
berbagai perubahan fisik maupun psikologis. Dengan mengenali berbagai perubahan
pada ibu hamil (bumil), pasutri bisa lebih mempersiapkan kehamilan sehingga
mampu menjalaninya dengan lebih menyenangkan.
Psikolog Dr Rose Mini AP, MPsi, mengatakan, dengan
mendapatkan informasi yang tepat seputar kehamilan, pasutri akan lebih siap
menghadapi berbagai perubahan. Entah informasi itu didapat dari konsultasi
dengan dokter, pengalaman orangtua, saudara, maupun teman-teman.
Pada trimester pertama, biasanya istri akan mengalami ngidam
yang kadang berlebihan dan sekadar meminta perhatian suami. Sebaiknya tanyakan
kepada dokter apakah ada kekurangan dalam tubuh bumil. Sedangkan pada trimester
kedua bentuk tubuh bumil mulai berubah, diikuti dengan perubahan posisi tidur,
hingga pola hubungan seks pasutri. Jika bumil stres dengan kondisinya,
sebaiknya konsultasikan kepada psikolog untuk mencari bantuan.
"Lain lagi pada trisemester ketiga. Bumil akan ngidam
pada bulan terakhir, ditambah munculnya ketakutan akan fisik anak, misalnya
apakah jarinya lengkap, atau ketakutan atas kondisi ibunya, misalnya meninggal
(saat melahirkan). Akibatnya bumil cenderung moody," papar psikolog yang
akrab disapa Romi ini, dalam seminar diadakan oleh Lactamil beberapa waktu
lalu.
Lebih detailnya, berikut kondisi psikologis bumil yang umum
dialami, dan sebaiknya pasutri mempersiapkan secara psikis menjelang kehamilan:
Trimester pertama
* Bumil mengalami kondisi psikis campur-aduk, antara cemas,
bahagia, dan ragu dengan kehamilannya. Ia mengetahui kemunculan tanda
kehamilan, namun masih ragu apakah positif hamil atau tidak.
* Bumil mengalami fluktuasi emosi, risikonya akan muncul
pertengkaran atau rasa tidak nyaman. Dengan komunikasi yang baik, pasutri bisa
menyiapkan kondisi ini berjalan lebih baik.
* Bumil mengalami perubahan hormonal, yang akan juga
mempengaruhi psikis perempuan.
* Bumil mengalami morning sickness, jadi perempuan
membutuhkan dukungan suami untuk menjalani kondisi yang juga akan berpengaruh
pada psikis perempuan.
Trimester kedua
* Bumil mulai lebih tenang dan bisa beradaptasi dengan
perubahan kondisi dan kehamilannya.
* Bentuk tubuh mulai berubah. Untuk ibu yang fokus pada
penampilannya, kondisi ini bisa mempengaruhi psikis dan emosinya. Perubahan
bentuk tubuh juga mempengaruhi kehidupan seksual, karena itu pasutri perlu
melakukan penyesuaian agar hubungan seks menyenangkan bagi keduanya. Hubungan
ibu dengan bayi juga mulai terjalin pada masa ini. Mengajak janin bicara atau mendengarkan
musik misalnya, bisa membangun hubungan lebih dekat, dan mempengaruhi bumil
agar lebih nyaman dengan kehamilannya.
* Bumil akan mulai melihat dan meniru peran ibu, karena
kebutuhannya akan figur ibu semakin kuat.
* Bumil akan semakin bergantung kepada pasangannya.
Trimester ketiga
* Kehamilan semakin membesar, begitupun dengan stres pada
bumil. Seringkali kondisi ini membuat bumil bermasalah dengan posisi tidur yang
kurang nyaman, sehingga bumil mudah terserang lelah.
* Emosi bumil juga kembali fluktuatif. Kali ini bumil lebih
membayangkan risiko kehamilan dan proses persalinan. Rasa takut mulai muncul,
bukan hanya ketakutan atas risiko kondisi bayi namun juga keselamatan bumil
untuk melewati proses persalinan.
Tags:
psikologi kebidanan
0 komentar:
Posting Komentar